Lagu tentang Nadin yang menangis di Senayan sedang menjadi on repeat di Spotify saya. Ya, saya tidak akan pernah berhenti mendengarkan lagu-lagu sampai pengeras suara yang menempel di telinga itu berhasil memuntahkan segala yang menumpuk di kepala. Bagi sebagian orang, mendengarkan lagu mungkin hanya sekadar menjadi pelipur lara, tetapi bagi saya, musik dan lirik adalah dua kesatuan yang tak bisa saya lepaskan dari sebuah usaha untuk tetap bertahan hidup. Semua dimulai dari melihat kebiasaan ibu saya membeli kaset pita yang berisi kumpulan lagu-lagu favoritnya, dua yang saya ingat adalah album “Badai Pasti Berlalu” dari Chrisye dan kumpulan lagu yang menjadi latar suara film “Laskar Pelangi”. Waktu saya duduk di bangku SMP, saya rela menghabiskan puluhan pena untuk memutar kaset pita dari dua album tersebut agar berputar tepat di lagu berjudul “Sahabat Kecil” dari Ipang dan “Pelangi” dari Chrisye. Saya suka sekali lirik dari kedua lagu tersebut. Dulu, saya tidak mengerti mengapa i...
"Lagipula kau akan tetap melanjutkan hidup," batinku suatu hari. "Dan aku akan bisa jatuh cinta kembali," ujarku menjawab pikiranku sendiri. "Lagipula dia telah bahagia," ucap yang lain lagi. "Lagipula sudah tidak ada waktu yang tepat untuk kembali," kata yang lain menimpali. Dulu ku pikir hidupku tak lagi ada warnanya saat kau tak ada, Masih melekat ingatan tentang jaket berwarna biru yang kau kembalikan di hari terakhir kita bertemu, dan masih menyimpan wangimu. Masih teringat jelas pula betapa di hari itu kau mengenakan kemeja merah terbaikmu seakan tak akan pernah ada lagi kesempatan bagiku untuk melihatnya. Masih melekat juga rasanya menangis dua hari sebelum tahun baru, Saat aku menahan keinginan setengah mati untuk mengunduh kembali aplikasi pesan singkat itu. Membuka-tutup pesan perpisahan tentang ceramahmu agar aku tetap melanjutkan hidup, Berharap waktu berhenti kali itu saja. Masih melekat pula ingatan bahwa satu tahun setelahnya kau m...